Selasa, 16 Oktober 2012

5 TAHAP TEORI PEMBANGUNAN MENURUT W.W.ROSTOW

Teori 5 Tahapan Pembangunan Menurut W. W Rostow

A.  Latar Belakang
W. W Rostow adalah seorang ahli ekonomi ,Teori ini berawal dari artikel Rostow yang dimuat dalam economics journal maret 1956. Dan kemudian dikembangkan lebih lanjut dalam bukunya. Teori rostow ini dikelompokkan kedalam model jenjang linier (linier stages moder).
W.W. Rostow merupakan seorang ekonom Amerika Serikat yang menjadi Bapak Teori Pembangunan dan Pertumbuhan. Teorinya mempengaruhi model pembangunan di hampir  semua Dunia Ketiga. Pikiran Rostow pada dasarnya dikembangkan dalam konteks perang dingin serta membendung pengaruh sosialisme. Itulah makanya, pikiran Rostow pertama dituangkan dalam makalah yang secara jelas sebagai manifesto non-komunis. Dalam tulisan yang berjudul The Stages of Economic Growth: A Non-Communist Manifesto, Rostow membentangkan pandangannya tentang modernisasi yang dianggapnya sebagai cara untuk membendung semangat sosialisme.
Menurut Rostow proses pembangunan ekonomi bisa dibedakan kedalam lima tahap. Lima tahap tersebut adalah karakteristik perubahan keadaan ekonomi, social dan politik yang terjadi.

B. Pembahasan
Menurut Rostow pembangunan ekonomi atau proses tranformasi suatu masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern merupakan proses yang multidimensional. Pembangunan ekonomi bukan berarti hanya perubahan struktur ekonomi suatu Negara tetapi juga ditunjukan oleh peranan sector pertanian dan peranan sector industry . menurut rostow pembangunan ekonomi berarti pula sebagai suatu proses yang menyebabkan antara lain :
1.      Perubahan orientasi organisasi ekonomi , politik , dan social yang pada mulanya berorientasi kepada  suatu daerah menjadi berorientasi keluar.
2.      Perubahan  pandangan masyarakat menganai jumlah anak dalam keluarga yaitu dari menginginkan banyak anak menjadi keluarga kecil.
3.      Perubahan dalam kegiatan investasi masyarakat, dari melakuakn investasi yang tidak produktif (menumpuk  emas , membeli rumah dan sebagainya) menjadi investasi yang produktif.
4.      Perubahan sikap hidup dan adat istiadat yang terjadi , merangsang pembangunan ekonomi ( misalnya penghargaan terhadap waktu , penghargaan terhadap prestasi perorangan)

Proses pembangunan ekonomi menurut W.W Rostow bisa dibedakan dalam 5 tahap, yaitu :
a.      Masyarakat tradisional
Sistem ekonomi yang mendominasi masyarakat tradisional adalah pertanian, dengan cara-cara bertani yang tradisional. Produktivitas kerja manusia lebih rendah bila dibandingkan dengan tahapan pertumbuhan berikutnya. Masyarakat ini dicirikan oleh struktur hirarkis sehingga mobilitas sosial dan vertikal rendah. Pada masyarakat tradisional ilmu pengetahuan belum begitu banyak dikuasai , karena masyarakat pada saat itu, masih mempercayai kepercayaan-kepercayaan tentang kekuatan diluar kekuasaan menusia atau hal gaib . manusia yang percaya akan hal demikian, tunduk kepada alam dan belum bias menguasai alam akibatnya produksi sangat terbatas masyarakat tradisioanal itu cenderung bersifat statis (kemajuan berjalan sangat lamban) produksi dipakai untuk konsumsi sendiri, tidak ada di investasi. Generasi ke generasi tidak ada perkembangan , dalam hal ini yaitu antara orangtua dan anaknya, memilki pekerjaan yang sama dan keduduakn yang sederajat .
Ciri-ciri tahap masyarakat tradisional adalah sebagai berikut:
1.      Fungsi Produksi terbatas, cara produksi masih primitif, dan tingkat produktifitas masyarakat rendah.
2.      Struktur sosial bersifat hierarkis, yaitu kedudukan masyarakat tidak berbeda dengan nenek moyang mereka.
3.      Kegiatan politik dan pemerintahan di daerah-daerah berada di tangan tuan tanah.

Contoh : Suku Baduy di Jawa Barat.
        Orang Kanekes atau orang Baduy adalah suatu kelompok masyarakat adat Sunda di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Sebutan "Baduy" merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat tersebut, berawal dari sebutan para peneliti Belanda yang agaknya mempersamakan mereka dengan kelompok Arab Badawi yang merupakan masyarakat yang berpindah-pindah (nomaden). Bahasa yang mereka gunakan adalah Bahasa Sunda dialek Sunda–Banten. Untuk berkomunikasi dengan penduduk luar mereka lancar menggunakan Bahasa Indonesia, walaupun mereka tidak mendapatkan pengetahuan tersebut dari sekolah. Orang Kanekes 'dalam' tidak mengenal budaya tulis. Menurut kepercayaan yang mereka anut, orang Kanekes mengaku keturunan dari Batara Cikal, salah satu dari tujuh dewa atau batara yang diutus ke bumi. Asal usul tersebut sering pula dihubungkan dengan Nabi Adam sebagai nenek moyang pertama. Menurut kepercayaan mereka, Adam dan keturunannya, termasuk warga Kanekes mempunyai tugas bertapa atau asketik (mandita) untuk menjaga harmoni dunia.

b. Pra-kondisi tinggal landas
Selama tahapan ini, tingkat investasi menjadi lebih tinggi dan hal itu memulai sebuah pembangunan yang dinamis. Model perkembangan ini merupakan hasil revolusi industri. Konsekuensi perubahan ini, yang mencakup juga pada perkembangan pertanian, yaitu tekanan kerja pada sektor-sektor primer berlebihan. Sebuah prasyarat untuk pra-kondisi tinggal landas adalah revolusi industri yang berlangsung dalam satu abad terakhir.
Pembangunan ekonomi menurut Rostow sadalah suatu proses yang menyebabkan perubahan karekteristik penting suatu masyarakat, misalnya perubahan keadaan sistem politik, struktur social, system nilai dalam masyarakat dan struktur ekonominya. Jika perubahan seperti itu terjadi, maka pertumbuhan ekonomi dapat dikatakan sudah terjadi. Suatu masyarakat yang sudah mencapai proses pertumbuhan yang demikian sifatnya, dimana pertumbuhan ekonomi sudah sering terjadi, boleh dianggap sudah berada pada tahap prasyarat tinggal landas.
Tahap prasyarat tinggal landas ini didefinisikan Rostow sebagai suatu masa transisi dimana masyarakat mempersiapkan dirinya untuk mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri (self-sustainable growth). Menurut Rostow, pada tahap ini dan sesudhnya pertumbuhan ekonomi akan terjadi secara otomatis.
Tahap prasyarat tinggal landas ini mempunyai 2 corak. Pertama adalah tahap prasyarat lepas landas yang dialami oleh Negara Eropa, Asia, Timur tengah, dan Afrika, dimana tahap ini dicapai dengan perombakann masyarakat tradisional yang sudah lama ada. Corak yang kedua adalah tahap prasyarat tinggal landas yang dicapai oleh Negara-negara Born free (menurut Rostow) seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, dimana Negara-negara tersebut mencapai tahap tinggal landas tanpa harus merombak system masyarakat yang tradisional. Hal ini disebabkan oleh sifat dari masyarakat Negara-negara tersebut terdiri dari imigran yang telah mempunyai sifit-sifat yang dibutuhkan oleh suatu masyarakat untuk tahap prasyarat tinggal landas.
Seperti telah diungkapkan dimuka, Rostow sangat menekankan perlunya perubahan-perubahan yang multidimensional, karena ia tak yakin akan kebenaran pandangan yang menyatakan bahwa pembangunan akan dapat dengan mudah dicipkatan hanya jika jumlah tabungan ditingkatkan. Menurut pendapat tersebut tingkat tabungan yang tinggi akan mengakibatkan tingkat investasi tinggi pula sehingga mempercepat pertumbuhan ekonomi yang dicerminkan oleh kenaikan pendapatan nasional. Namun menurut Rostow pertumbuhan ekonomi hanya akan tercapai jika diikuti oleh perubahan-perubahan lain dalam masyarakat. Perubahan-perubahan itulah yang akan memungkinkan terjadinya kenaikan tabungan dan penggunaan tabungan itu sebaik-baiknya.
Perubahan-perubahan yang dimaksud Rostow misalnya kemampuan masyarakat untuk menggunakan ilmu pengetahuan modern dan membuat penemuan-penemuan baru yang bisa menurunkan biaya produksi. Disamping itu harus ada pula orang-orang yang menggunakan penemuan baru tersebut untuk memodernisir cara produksi dan harus didukung pula dengan adanya sekelompok masuyarakat yang menciptakan tabungan dan meminjamkannya kepada wiraswasta, yang inovativ untuk meningkatkan porduksi dan menaikkan produktivitas. Singkatnya, kenaikan investasi yang akan menciptakan pembangunan ekonomi yang lebih cepat dari sebelumnya bukan semata-mata tergantung pada kenaikkan tingkat tabungan, tetapi juga kepada perubahan radikal dalamsikap masyarakat terhadap ilmu pengetahuan, perubahan teknik produksi, pengambilan resiko dan sebagainya.
Selain hal-hal diatas, Rostow menekankan pula kenaikan tingkat investasi hanya mungkin terjadi jika terjsdi perubahan dalam struktur ekonomi. Kemajuan disektor pertanian, pertambangan dan prasarana harus terjadi semata-mata dengan proses peningkatan investasi. Pembangunan ekonomi hanya dimungkinkan oleh adanya kenaikan produktivitas di sector pertanian dan perkembangan di sector pertambangan.
Menurut Rostow, kemajuan sector pertanian mempunyai peranan penting dalam masa peralihan sebelum mencapai tahap tinggal landas. Peranan sector pertanian tersebut antara lain, pertama, kemajuan pertanian menjamin penyediaan bahan makanan bagi penduduk di pedesaan maupun diperkotaan. Hal ini menjamin penduduk agar tidak kelaparan dan menghemat devisa kerena import bahan makanan dapat dihindari. Kedua, kenaikan produktivitas di sector pertanian akan memperluas pasar dari berbagai kegiatan industri. Kenaikan pendapatan petani akan memperluas pasar industri barng-barang konsumsi, kenaikan produktivitas pertanian akan memperluas pasar industri-industri penghasil input pertanian modern seperti mesin-mesin pertanian dan pupuk kimia, kenaikan pendapatan disektor pertanian akan menciptakan tabungan yang bias digunakan sector lain (terutama industri) sehingga bias meningkatkan investasi di sector-sektor lain tersebut.

Biasanya kondisi pada saat ini terjadi karena adanya campur tangan dari luar, dari masyarakat yang lebih sudah maju. Masyarakat didalmnya tidak mampu untuk mengubah dirinya sendiri, atau bukan karena factor internal dari masyarakat itu sendiri. Dikarenakan adanya goncangan campur tangan dari luar maka timbullah berkembang ide pembaharuan.

Contoh :
 Seperti yang terjadi di jepang ,dengan di bukanya masyarakat ini pada saat itu terjadi nya peningkatan tabungan masyarakat ,kemudian tabungan itu dipakai untuk melakukan investasi pada sector-sektor produktif yang menguntungkan,misalnya pendidikan ,investasi yang dilakukan baik perorangan maupun oleh Negara , maka terbentuklah Negara tradisional yang sentralistis  . Singkatnya, usaha dalam meningkatkan produksi mulai bergerak pada saat itu.


c. Tinggal landas (Lepas Landas)

          Tahapan ini dicirikan dengan pertumbuhan ekonomi yang dinamis. Karakteristik utama dari pertumbuhan ekonomi ini adalah pertumbuhan dari dalam yang berkelanjutan yang tidak membutuhkan dorongan dari luar. Seperti, industri tekstil di Inggris, beberapa industri dapat mendukung pembangunan. Secara umum “tinggal landas” terjadi dalam dua atau tiga dekade terakhir. Misalnya, di Inggris telah berlangsung sejak pertengahan abad ke-17 atau di Jerman pada akhir abad ke-17.
Pada tahap ini telah tersingkirnya hambatan-hambatan yang menghalangi pertumbuhan ekonomi, serta tabungan dan investasi yang efektif meningkat dari 5% menjadi 10 % dari pendapatan nasional atau lebih. Industry-industripun mulai berkembang dengan sangat pesat keuntungan nya sebagian besar ditanamkan ke industry yang baru. Dan sector modern dalam perekonomian pun berkembang.
Pada tahap tinggal landas, pertumbuhan ekonomi selalu terjadi. Pada awal tahap ini terjadi perubahan yang drastis dalam masyarakat seperti seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi, atau berupa terbukanya pasar baru. Sebagai akibat dari perubahan-perubahan tersebut secara teratur akan tercipta inovasi-inovasi dan peningkatan investasi. Investasi yang semakin tinggi ini akan mempercepat laju pertumbuhan pendapatan nasional dan melebihi tingkat pertumbuhan penduduk. Denga demikian tingjat pendapatan perkapita semakin besar.

Untuk mengetahui apakah sesuatu negara sudah mencapai tahap tinggal landas atau belum, Rostow mengemukakan tiga ciri dari masa tinggal landas yaitu:
1.      Berlakunya kenaikan dalam penanaman modal yang produktif dari 5 persen atau kurang menjadi 10 persen dari Produk Nasional Netto atau NNP.
2.      Berlakunya perkembangan satu atau beberapa sektor industri dengan tingkat laju perkembangan yang tinggi.
3.      Adanya atau segera terciptanya suatu rangka dasar politik, sosial, dan kelembagaan yang bisa menciptakan perkembangan sektor modern dan eksternalitas ekonomi yang bisa menyebabkan pertumbuhan ekonomi terus terjadi.
Contohnya :
Teknik-teknik pertanian yang mulai tumbuh dan berkembang. Pertanian menjadi usaha kormesial untuk mencari keuntungan bukan sekedar konsumsi sendiri. Karena peningkatan dalam produkfitas pertanian merupakan sesuatu yang penting dalam proses lepas landas, sebab proses modernisasi membutuhkan hasil pertanian yang banyak supaya proses perubahan dapat dijangkau. Teknik penanaman jamur yang telah dikembangkan oleh ahli-ahli dalam bidang pertanian, agar produksi jamur lebih diminati dan lebih memiliki pasar yang luas,
Budidaya jamur tiram putih yaitu, proses pengomposan, proses pembungkusan, proses sterilisasi, teknik penanama bibit (inokulasi), pemeliharaan dan inkubasi,pembukaan polibek, pemanenan jamur. Budidaya jamur yang dapat dimakan (edible mushroom) merupakan salah satu cara mengatasi kekurangan pangan dan gizi serta menganekaragamkan pola komsumsi pangan rakyat. Dari analisa menunjukkan bahwa kandungan mineral jamur lebih tinggi daripada gading sapi dan domba, bahkan hampir dua kali lipat jumlah garam mineral dalam sayuran. Jumlah proteinnya dua kali lipat protein asparagus, kol, kentang dan empat kali lipat daripada tomat dan wortel serta enam kali lipat dari jeruk. Selain itu jamur juga mengandung zat besi, tembaga, kalium dan kapur, kaya vitamin B dan D, sejumlah enzim tripsin yang berperan sangat penting pada proses pencernaan, kalor dan kolesterolnya rendah.



d. Menuju Kedewasaan
Setelah lepas landas akan terjadi proses kemajuan yang terus bergerak ke depan, meskipun kadang-kadang terjadi pasang surut. Pendapatan asional selalu di investasikan kembali sebesar 10% sampai 20%, untuk mengatasi persoalan pertambahan penduduk.
Kedewasaan pembangunan ditandai oleh investasi yang terus-menerus antara 40 hingga 60 persen. Dalam tahap ini mulai bermunculan industri dengan teknologi baru, misalnya industri kimia atau industri listrik. Ini merupakan konsekuensi dari kemakmuran ekonomi dan sosial. Pada umumnya, tahapan ini dimulai sekitar 60 tahun setelah tinggal landas. Di Eropa, tahapan ini berlangsung sejak tahun 1900.
Kedewasaan dimulai ketika perkembangan industry terjadi tidak saja meliputi teknik-tiknik produksi, tetapi juga dalam aneka barang yang diproduksi. Yang diproduksikan bukan saja terbatas pada barang konsumsi, tetapi juga barang modal.

Contoh :
Industry berkembang dengan pesat, Negara menetapkan posisinya dalam perekonomian global. Barang-barang yang tadinya di impor sekarang di produksikan didalam negari, impor baru menjadi kebutuhan, jadi untuk mengimbangi barang impor maka barang-barang ekspor harus berkualitas.
Misalnya saja ekspor dan impor batik di Indonesia, batik di indonsia mempunyai potensi dan kualitas yang bagus jika dibandingkan dengan impor batik yang ada di Indonesia, kebanyakan dari Negara Malaysia dan Negara Srilanka, jadi ekspor batik Indonesia lebih berkualitas dari impor batik yang ada di Indonesia.



e. Era konsumsi tinggi
Ini merupakan tahapan terakhir dari lima tahap model pembangunan Rostow. Pada tahap ini, sebagian besar masyarakat hidup makmur. Orang-orang yang hidup di masyarakat itu mendapat kemakmuran dan keseberagaman sekaligus. Menurut Rostow, saat ini masyarakat yang sedang berada dalam tahapan ini adalah masyarakat Barat atau Utara.
Pada tahap ini perhatian masyarakat sudah lebih menekankan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan konsumsi dan kesejahteraan masyarakat bukan lagi kepada masalah produksi.
Terdapat 3 macam tujuan masyarakat atau negara yaitu:
1.      Memperbesar kekuasaan dan pengaruh ke luar negeri dan kecenderungan ini bisa berakhir pada penjajahan terhadap bangsa lain.
2.      Menciptakan negara kesejahteraan dengan cara mengusahakan terciptanya pembagian pendapatan yang lebih merata melalui sistem pajak yang progresif
3.      Meningkatkan konsumsi masyarakat melebihi kebutuhan pokok yang meliputi pula barang yang tahan lama dan barang mewah.
Selain itu juga, investasi untuk menigkatkan produksi tidak lagi menjadi tujuan yang utama. Pembangunan sudah merupakan sebuah proses yang berkesinambugan yang bias menopang kemajuan secara terus-menerus. Pada masa ini rostow juga berbicara tentang keperluan akan adanya sekelompok wiraswastawan yakni orang-orang yang berani melakukan tindakan pembaharuan meskipun ada resiko. Terdapat dua kondisi social yang menyebabkan lahirnya para wiraswastawan ini, yaitu :
1.      Adanya masyarakat modern yang ingin mencapai kekuasaan melalui cara-cra konvensional. Tetapi masyarakat tradisional tidak memberikan hak kepada masyarakat modern karena masyarakat tradisional itu premitif.
2.      Masyarakat tradisional cukup fleksibel atau memberikan kebebasan kepada warganya untuk mencari kekayaan atau kekuasaan politik untuk menaikkan statusnya ditengah-tengah masyarakat.

Kelompok ini lah yang akan menjadi tenaga pendorong untuk melakukan pembaharuan, melupakan kelompok yang, memiliki semangat tinggi karena tatanan social politik tidak mengekang dirinya.
Contoh :
Pengguna sepeda motor yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan mobil, setiap kenaikan satu juta kiloliter berarti menambah subsidi Rp1,9 triliun. Karena itu, pemerintah akan mengarahkan kebijakan penghematan subsidi BBM bagi pengendara sepeda motor.

Penerapan  Keseluruhan Teori W.W Rostow :
Di Indonesia teori Rostow pada masa Soeharto dilaksanakan sebagai landasan pembangunan jangka panjang Indonesia yang ditetapkan secara berkala untuk waktu 5 tahunan , yang terkenal dengan pembangunan 5 tahun ,dengan demikian implementasi teori Rostow berdasarkan 5 tahap teori Rostow yaitu ; masyarakat tradisional -> Prakondisi tinggal landas -> masyarakat tinggal landas -> menuju kedewasaan -> High konsumsi. Maka soeharto mengaplikasikan agar pembangunan merata  dengan menerapkan 5 tahap pembangunan Teori W.W Rostow.

Keunggulan Teori Rostow
1.      Memberikan kejelasan tahapan-tahapan pencapaian kemajuan yang meliputi : 1) masyarakat tradisional, 2) masyarakat pra kondisi tinggal landas, 3) masyarakat tinggal landas, 4) masyarakat kematangan pertumbuhan dan 5) masyarakat dengan konsumsi biaya tinggi. Tahapan tersebut memberikan tawaran secara terperinci pada pengambil kebijakan di sebuah Negara tentang tahapah dan prasyarat dari pencapaian tahapan yang harus dilalui untuk menjadikan sebuah Negara menjadi lebih maju. Kejelasan teori yang disampaikan oleh Rostow itulah yang melatarbelakangi banyak Negara berkembang menerapkan teori ini dalam pembangunan mereka.
2.      Petunjuk jelas yang disampaikan oleh Rostow tentang cara praktis dalam memperoleh sumberdaya modal untuk mencapai tingkat investasi produktif yang tinggi. Cara tersebut disajikan dalam berbagai alternatif yaitu:
a) Dana investasi dari pajak yang tinggi
b) Dana invesatasi dari pasar uang atau pasar modal
c) Melalui perdagangan internasional
d) Investasi langsung modal asing

Kelemahan teori Rostow
Adapun kelemahan teori rostow adalah sebagai berikut:
1.      Sering terjadi pertumbuhan ekonomi yang semu tidak seperti yang diharapkan oleh teori ekonomi ini. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan ekonomi tertutupi oleh pertumbuhan penduduk akibat penurunan angka kematian. Akibat lanjutannya adalah sebuah Negara menjadi sulit untuk berkembang dan melalui tahap tinggal landas.
2.      Dengan dasar teori ini, seringkali Negara harus melakukan mobilisasi seluruh kemampuan modal dan sumber daya alamnya sehingga mencapai tingkat investasi produktif sebesar 10% dari pendapatan nasionalnya. Efek dari teori itu adalah terjadi eksploitasi besar-besaran terhadap sumber alam dan bahan-bahan mentah, tanpa mempertimbangkan kelestarian alam dan pembangunan berkelanjutan di masa yang akan dating. Kerusakan alam justru berakibat pada penurunan ekonomi masyarakat tradisional, penurunan kesehatan, merebaknya penyakit, kerawanan sosial, dsb.
3.      Negara yang menerapkan teori ini seringkali memperoleh sumberdaya modal dari investasi langsung modal asing yang ditanamkan pada bidang pembangunan prasarana, pembukaan tambang, dan struktur produktif yang lain. Investasi ini biasanya dalam bentuk pinjaman, baik dari Negara, kreditor, maupun dari lembaga-lembaga internasional seperti bank dunia, IMF atau dari MNC (Multi Natioanl Corporation). Pinjaman juga sering diberikan pada pemerintah Negara berkembang untuk mendanai proyek-proyek pembangunan. Dari pola itu terlihat terdapat ketidak seimbangan posisi karena Negara berkembang tersebut berposisi sebagai debitor, sedangkan Negara asing atau lembaga asing adalah kreditor. Negara berkembang selanjutnya sering ditekan sehingga yang tampak, pemerintah Negara berkembang tersebut tidak lebih hanyalah tangan kanan dari Negara asing atau lembaga asing yang ingin mensukseskan agenda-agenda politik maupun ekonominya di Negara yang sedang berkembang. Negara berkembang juga seringkali terjerat utang dan sulit untuk menyelesaikan persoalan utang sehingga menjadikan mereka sulit menuju kemajuan yang diharapkan. 
 4. Tahap tinggal landas merupakan tahap yang sangat kritis. Dalam teori yang disampaikan oleh Rostow, justru tidak memberikan penekanan pada bagaimana mengatasi problematika yang kritis dalam tahap tinggal landas. Rostow tidak memberikan pembahasan yang mendalam bagaimana cara mengatasi efek negatif dari sebuah pertumbuhan ekonomi yang dipercepat, seperti misalnya efek kesenjangan sosial, distabilitas sosial dan distabilitas politik yang seringkali justru berakibat pada kehancuran yang mendalam seperti yang misalnya terjadi di Indonesia. 
Menurut W.W. Rostow, proses pembangunan dikatakan berhasil apabila masyarakat telah
a.       berhasil memproduksi kebutuhannya sendiri
b.      memasuki tahapan lepas landas
c.        memiliki tingkat konsumsi tinggi
d.      memasuki tahap kedewasaan ekonomi
e.       melakukan perdagangan lintas Negara



Daftar Pustaka :

Budiman, Arif. 2000. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta : Gramedia pustaka Utama.
Fakih, Mansour. 2001. Sesat Pikir Teori Pembangunan dan Globalisasi. Yogyakarta: Insist Press
Http:// teori-pembangunan-ww-rostow.html.
kafeilmu.co.cc/tema/5-tahap-teori-pembangunan-rostow.html
http:/wordpress.com/.../teori-tahap-tahap-pertumbuhan-walt-whitman-rostow/
http:// menurut+teori+rostow&aq=f&aqi=&aql=&oq=&fp=6709ba7af3321ef

koperasi




Penggolongan Koperasi

Penggolongan koperasi adalah pengelompokkan koperasi ke dalam kelompok – kelompok tertentu berdasarkan kriteria dan karakteristik tertentu pula. Sebagaimana diketahui,koperasi pada mulanya tumbuh dikalangan kaum pekerja yang berusaha mencukupi kebutuhan konsumsinya , dikalangan produsen kecil yang ingin memperolehbahan baku dengan harga murah dan memasarkan produksinya secara bersama – sama ,serta dikalangan pengusaha kecil lainnya yang ingin melepaskandiri dari jeratan para pelepas uang.

Dalam perkembangannya,ragam koperasi yang muncul cenderung bervariasi. Keragaman ini tentu sangat dipengaruhi oleh latar belakang pembentukan dan tujuan yang ingin dicapai oleh masing –masing koperasi yang bersangkutan. Berdasarkan keragaman latar belakang dan tujuannya itu, koperasi kemudian dapat digolongkan kedalam beberapa kelompok besar berdasarkan beberapa pendekatan sebagai berikut :

-          Berdasarkan bidang usaha
-          Berdasarkan jenis komoditi yang diusahakan
-          Berdasarkan jens anggota
-          Berdasarkan daerah kerja
Dalam masing – masing kelompok besarnya itu , koperasi kemudian dapat digolongkan lebih lanjut ke dalam kelompok – kelompok kecil yang lebih khusus yaitu:

BERDASARKAN BIDANG USAHA
Berdasarkan bidang usaha ini, koperasi dapat digolongkan ke dalam beberapa kelompok sebagai berikut :


a.     Koperasi konsumsi
Koperasi konsumsi adalah koperasi yang berusaha dalam bidang penyediaan barang – barang konsumsi yang dibutuhkan oleh para anggotanya. Jenis konsumsi yang dilayani oleh suatu koperasi konsumsi sangat tergantung pada latar belakang kebutuhan anggota yang hendak dipenuhi melalui pendirian koperasi yang bersangkutan. Koperasi konsumsi dalam lingkungan para buruh misalnya, sandang,dan barang – barang keperluan sehari –hari lainnya.

Koperasi konsumsi dalam lingkungan  daerah pertanian , selain menjual barang – barang kebutuhan pokok , seringkali juga menjual bibit, semprotan,serta alat –alat pertanian. Sedangkan koperasi konsumsi dalam lingkungan para pelajar dan mahasiswa , biasanya mengkosentrasikan usahanya pada penjualan alat tulis, buku –buku ,serta alat –alat keperluan belajar lainnya.

b.      Koperasi produksi
Koperasi produksi adalah koperasi yang kegiatan utamanya melakukan pemroses bahan baku menjadi barang jadi atau barang setengah jadi. Namun  demikian , karena kegiatan memproduksi suatu barang biasanya terkait secara langsung dengan kegiatan memasarkan barang – barang itu , koperasi produksi biasanya juga bergerak dalam bidang pemasaran barang –barang yang diproduksinya. Tujuan utama koperasi produksi adalah untuk menyatukan kemampuan dan modal para anggotanya , guna menghasilakan barang - bran   tertentu melalui suatu perusahaan yang mere kelola dan miliki sendiri.

Sebelum para anggota koperasi produksi bergabung membentuk suatu koperasi , masing – masing anggota kadangkala telah melakukan kegiatan produksi dan pemasaran secara individual sebagai pengusaha kecil. Dalam kondisi ini,mereka biasanya tidak hanya memiliki keterbatasan modal , tapi mereka juga salaing bersaing satu sama lain. Kodisi ini tentu merupakan peluang bagi para tengkulak untuk memperoleh keuntungan yang sebesar – besarnya.

Dengan bergabung membentuk koperasi produksi maka masing – masing pekerja atau produsen kecil itu dapat menyatukan kemampuannya ,menekan biaya produksi dan pemasaran , serta menghilangkan persaingan yang merugikan antara mereka. Khusus dalam koperasi produksi yang dibentuk oleh para pekerja ,maka dengan bekerja pada perusahaan yang mereka miliki sendiri ,mereka tidak hanya akan memiliki kebebasan untuk mengelola perusahaannya ,tetapi juga dapat menikmati hasilnya sesuai dengan kemauan mereka sendiri.

c.       Koperasi pemasaran
Koperasi pemasaran adalah koperasi yang dibentuk terutama untuk membantu para anggotanya dalam memasarkan barang –barang yang mereka hasilkan. Dalam kasus produsen kecil misalnya, maka masing –masing produsen kecil itu tetap melakukan produksi secara individual. Keikutsertaan mereka dalam koperasi hanyalah sebatas memasarkan produk yang dibuatnya.

Tujuan utama koperasi pemasaran adalah untuk menyederhanakan rantai tataniaga, dan mengurangi sampai sekecil mungkin keterlibatan pedagang perantara dalam memasarkan produk – produk yang mereka hasilkan. Dengan membentuk koperasi pemasaran ,maka para petani dan produsen kecil akan dapat memasarkan produknya secara langsung kepada para penyalur atau bahkan langsung kepada para konsumen. Dengan cara itu ,mereka akan memiliki peluang untuk menikmati marjin usaha yang lebih besar serta menjual barangnya dengan harga yang lebih murah.

d.      Koperasi kredit
Koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam bidang pemupukan simpanan dari para anggotanya,untuk kemudian dipinjamkan kembali kepada para anggotanya yang memerlukan bantuan modal. Selain bertujuan untuk mendidik anggotanya agar bersikap hemat serta gemar menabung , koperasi kredit biasanya juga bertujuan untuk membebaskan para anggotanya dari jeratan para rentenir.

Dengan menabung serta memperoleh modal dari perusahaan yang mereka miliki sendiri ,para anggota koperasi kredit tidak hanya akan menikmati hasil simpanan serta hasil usaha perusahaan nya akan tetapi mereka juga memiliki peluang untuk memperoleh modal dengan biaya yang murah. Dengan demikian , koperasi kredit akan menyebabkan terbatasnya ruang operasi yang tersedia bagi para pelepas uang atau rentenir yang cenderung sangat merugikan pengusaha dan pedagang kecil pada umumnya.

BERDASARKAN JENIS KOMODITI
            Berdasarkan jenis komoditinya koperasi dikelompokkan berdasarkan jenis barang dan jasa yang menjadi objek usahanya. Berdasarkan jenis komoditi ini, koperasi dapat digolongkan ke dalam beberapa kelompok sebagai berikut:
a.      Koperasi pertambangan
Koperasi pertambangan adalah koperasi yang melakukan usaha dengan menggali atau memamfaatkan sumber – sumber alam secara langsung tanpa atau dengan sedikit mengubah bentuk dan sifat sumber – sumber alam tersebut. Termasuk dalam kelompok koperasi ini adalah koperasi yang melakukan usaha pendulangan emas dan koperasi yang melakukan usaha pengumpul batu kali.

b.      Koperasi pertanian dan peternakan
Koperasi pertanian adalah koperasi yang melakukan usaha sehubungan dengan komoditi pertanian tertentu. Koperasi jenis ini biasanya beranggotakan para petani,buruh tani,serta mereka yang mempunyai sangku paut secara langsung dengan usaha pertanian. Termasuk dalam kelompok koperasi pertanian adalah koperasi karet , kope3rasi tembakau ,koperasi cengkeh. Kegiatan yang dilakukan oleh koperasi pertanian biasanya meliputi hal –hal sebagai berikut (chaniago,1984):

-          Mengusahakan bibit ,semprotan,dan peralatan pertanian
-          Mengolah hasil pertanian
-          Memasarkan hasil atau hasil olahan komoditi pertanian
-          Menyediakan modal bagi para petani
-          Mengembangkan keterampilan petani.

Sedangkan koperasi peternakan adalah koperasi yang usahanya berhubungan dengan komoditi peternakan tertentu. Koperasi peternakan biasanya beranggotakan para pemilik ternak dan para pekerja yang mata pencariannya berkaitan secara langsung dengan usaha peternakan.

Sebagaimana halnya koperasi pertanian dapat dikelompokkan lebih jauh berdasarkan jenis tanamannya, maka koperasi peternakan juga dapat dirinci berdasarkan jenis tanamannya,maka koperasi peternakan juga dapat dirinci berdasarkan jenis ternaknya. Koperasi peternakan biasanya melakukan kegiatan – kegiatan yang hampir sama dengan koperasi pertanian. Termasuk dalam kelompok ini adalah koperasi pengolahan susu,koperasi unggas,dan lain sebaginya.

c.       Koperasi industri dan kerajinan
Koperasi industri atau koperasi kerajinan adalah jenis koperasi yang melakukan usahanya dalam bidang usaha industri atau kerajinan tertentu. Sebagaimana halnya dengan kegiatan industri dan kerajinan pada umumnya , kegiatan koperasi jenis ini biasanya berkaitan dengan uasah pengadaan bahan baku ,usaha pengolahan bahan baku itu menjadi barang jadi atau setengah jadi , usaha pemasaran hasil , atau gabungan dari ketiga jenis usaha tersebut. Contoh koperasi industri atau koperasi kerajinan adalah : koperasi batik,koperasi tenun,koperasi kulit.

d.      Koperasi jasa –jasa
Koperasi jasa –jasa hampir sama dengan koperasi industri. Bedanya adalah bahwa koperasi jasa merupakan koperasi yang mengkhususkan usahanya dalam memproduksi dan memasarkan kegiatan jasa tertentu. Sebagaimana koperasi industri , tujuan koperasi jasa adalah untuk menyatukan potensi ekonomi yang dimiliki oleh masing –masing anggotanya. Dengan menyatukan potensi ekonominya, maka masing –masing anggota koperasi jasa akan dapat mengembangkan potensi itu secara lebih optimal. Contoh koperasi jasa –jasa adalah koperasi kredit ,kopeerasi jasa angkutan dan koperasi jasa pemasaran.




BERDASARKAN JENIS ANGGOTA

Penggolongan koperasi berdasarkan jenis anggota ini terutama merupakan        fenomena perkembangan koperasi di indonesia sejak orde baru. Dinegara –negara lain,penggolongan koperasi ini jarang terjadi. Walaupun UU No. 25 tahun 1992 tidak mengakui koperasi – koperasi jenis ini sebagai suatu golongan koperasi yang berdiri sendiri,maupun praktik perkoperasian yang berlangsung di indonesia tidak dapat mengingkari kenyataan bahwa koperasi di indonesia pada umumnya berkelompok berdasarkan jenis anggotanya. Hal itu tidak hanya tampak pada penggolongan koperasi pada tingkat primer dan sekunder ,tapi terutama sangat mencolok pada tingkat induk koperasi.
Sebagaimana dapat kita saksikan di sekitar kita,berdasarkan jenis anggota koperasinya anatara lain dapat dikelompokkan menjadi:

1.      Koperasi karyawan (kopkar)
2.      Koperasi pedagang pasar (koppas)
3.      Koperasi angkatan darat (primkopad)
4.      Koperasi mahasiswa (kopma)
5.      Koperasi pondok pesantren (koppontren)
6.      Koperasi peranserta wanita (koperwan)
7.      Koperasi pramuka (kopram) dan lain sebagainya

Dengan dikelompokkannya koperasi berdasarkan jenis anggotanya maka secara tidak langsung terjadi diskriminasi dalam penerimaan anggota koperasi ,baik diskriminasi profesi ,diskriminasi usia ,diskriminasi gender,maupun diskriminasi keagamaan. Walaupun ada yang mengatakan bahwa anggota koperasi jenis ini pada dasarnya juga bersifat terbuka, tapi sesungguhnya hal itu hanya berlaku bagi mereka yang berasal dari golongan yang sama. Orang –orang yang memiliki latar belakang yang berbeda ,dengan sendirinya tidak dapat diterima menjadi anggota koperasi yang bersangkutan.

Perlu dicatat,karena orang –orang sehari –hari bertugas menyelenggarakan kegiatan usaha koperasi biasanya tidak memiliki latar belakang yang sama dengan para anggota koperasi,dalam koperasi jenis ini tidak dapat dihindari terjadinya pemilahan antara para pemilik modal yang terdiri dari para anggota koperasi,dengan para pekerja yang bukan anggota koperasi.

Sebab itu,dilihat dari segi prinsip koperasi ,koperasi berdasarkan jenis anggota ini sebenarnya tidak dapat dikategorikan sebagai koperasi dalam arti yang sebenarnya. Tapi lebih tepat disebut sebagai konsentrasi atau persekutuan majikan (hatta,1945 hal.191). keberadaan koperasi di indonesia sepanjang orde baru memang layak dipertanyakan. Benarkah pemerintah orde baru telah bersungguh –sungguh mengembangkan koperasi atau justru memanipulasi koperasi?

 

BERDASARKAN DAERAH KERJA
          
  Yang dimaksud dengan daerah kerja koperasi dalam hal ini adalah luas sempitnya wilayah yang dijangkau oleh suatu badan usaha koperasi dalam melayani kepentingan anggotanya atau dalam melayani masyarakat. Dengan demikian daerah kerja bisa diartikan sebagai wilayah menurut administrasi pemerintahan atau bisa juga dalam arti daerah kerja koperasi. Berdasarkan daerah kerjanya ini, koperasi dapat digolongkan menjadi:

a.       Koperasi primer
Kopersi primer adalah koperasi yang beranggotakan orang –orang,biasanya didirikan pada lingkup kesatuan wilayah terkecil tertentu. Koperasi primer yang bergerak dalam bidang konsumsi misalnya terutama beranggotakan warga masyarakat yang tinggal dalam jangkauan pelayanan toko koperasi yang bersangkutan. Daerah kerjanya dengan demikian terbatas dalam lingkungan wilayah tempat tinggal anggota tersebut. Demikian pula halnya dengan koperasi primer yang bergerak dalam bidang pertanian. Anggota koperasi jenis ini terutama akan meliputi suatu wilayah pertanian tertentu yang kebutuhan –kebutuhannya dapat dilayani oleh usah koperasi pertanian yang bersangkutan.

b.      Koperasi sekunder
Koperasi sekunder atau pusat koperasi adalah koperasi yang beranggotakan koperasi –koperasi primer, biasanya didirikan sebagai pemusatan dari beberapa koperasi primer dalam dalam suatu lingkup tertentu. Koperasi sekunder mempunyai tujuan untuk memperkuat kedudukan ekonomi koperasi –koperasi primer yang bergabung didalamnya. Koperasi sekunder biasanya berkedudukan di ibukota propinsi. Contoh koperasi sekunder yang banyak terdapat pada hampir semua ibukota propinsi di indonesia adalah :

1.      Pusat koperasi unit desa (puskud)
2.      Pusat koperasi angkatan darat (puskopad)
3.      Pusat koperasi karyawan (puskopkar)
4.      Pusat koperasi pegawai (PKP)

c.       Koperasi tersier
Koperasi tersier atau induk koperasi adalh koperasi yang beranggotakan koperasi –koperasi sekunder , yang berkedudukan di ibukota negara. Fungsi koperasi tersier biasanya sebagai ujung tombak koperasi –koperasi primer yang menjadi anggotanya,dalam berhubungan dengan lembaga –lembaga nasional yang terkait dengan pembinaan dan gerakan koperasi. Koperasi sejenis ini dinegara lain atau dengan asosiasi –sosiasi pengusaha pada tingkat nasional dan internasional. Contoh koperasi tersier di indonesia adalah :

1.      Induk koperasi pegawai (IKP)
2.      Induk koperasi karyawan (inkopar)
3.      Induk koperasi angkatan darat (inkopad)
4.      Gabungan koperasi batik indonesia (GKBI)



Sejalan dengan perkembangan usaha koperasi diberbagai bidang , saat ini jarang ada koperasi yang membatasi usahanya pada satu bidang tertentu. Sebaliknya ,ada suatu kecenderungan yang semakin luas pada koperasi –koperasi yang telah cukup berkembag dan memiliki kemampuan untuk melakukan investasi ,memperluas lingkup usahanya ke berbagai bidang. Hal itu antar lain tampak dalam kasus koperasi konsumsi yang juga mencoba menghasilkan sendiri barang –barang tertentu serta mendistribusikannya kepada para anggotanya. Di pihak lain, koperasi produksi sering kali tidak hanya melakukan kegiatan memproduksi dan memasarkan barang –barang tertentu,melainkan biasanya juga berusaha dibidang konsumsi dan pemberian kredit kepada para anggotanya.

            Contoh yang lebih jelas dapat dilihat dalam usaha yang dilakukan oleh koperasi unit desa (KUD). Koperasi –koperasi yang semula tergolong sebagai koperasi pertanian ini, kini tidak lagi membatasi usahanya dalam memasarkan produk –produk pertanian,melainkan juga turut membantu para anggotanya dalam pengolahan hasil –hasil pertanian,pengadaan kebutuhan bahan –bahan sandang,pangan atau barang –barang konsumsi lainnya. Bahakan tidak sedikit yang meluaskan usahanya kebidang simpan pinjam,angkutan ,kelistrikan dan lain sebagainya.

            Yang lebih menarik tentulah apa yang dilakukan oleh induk koperasi pegawai (IKP). Koperasi ini melakukan banyak fungsi. Sebagai koperasi konsumsi ,IKP berusah mencukupi kebutuhan para anggotanya dalam berbagai jenis barang kebutuhan sehari –hari seperti beras ,sabun ,bahan pakaian ,barang kelontong ,ikan asin dan sebagainya. Sebagai koperasi produksi, ia kemudian menyelenggarakan usaha pabrikasi sepeda dengan mendirikan pabrik sepeda,melakukan penggilingan beras,dan sebagainya. Sedangkan sebagai koperasi kredit,IKP juga menyelenggarakan usaha simpan pinjam baik untuk keperluan konsumsi sehari – hari anggotanya ,maupun untuk pengadaan perumahan. Dengan demikian ,dilihat dari segi variasi usahanya,IKP boleh dikatakan melakukan hampir semua jenis usaha. Mulai dari usaha perdagangan,produksi,kredit ,jasa –jasa dan sebagainya.

            Contoh –contoh diatas memperlihatkan kepada kita bahwa pada saat ini bukan saja tujuan dan haluan usaha koperasi yang telah berubah,melainkan peran yang dijalankan oleh koperasi cenderung semakin  bervariasi. Akhir –akhir ini kita misalnya banyak melihat perluasan usaha koperasi kebidang –bidang lain yang sebelumnya pernah dilakukan koperasi,seperti usaha perumahan ,usaha jasa angkutan ,usaha klinik dan rumah sakit,usaha kelistrikan,usaha apotik dan lain sebaginya.keadaan ini tentu tidak dapat dilepaskan dari perkembangan kegiatan ekonomi dan kegiatan sosial masyarakat,dan perkembangan usaha yang berhasil diraih oleh masing –masing koperasi.

            Memang kebanyakan koperasi saat ini,tidak lagi membatasi usaha pada pelayanan kebutuhan anggota semata –mata. Semakin banyak koperasi yang beriorentasi kepasar dan menjadi koperasi serba usaha. Dari satu segi, perkembangan ini merupakan perkembangan yang cukup menarik ,karena dengan cara itu,sebuah koperasi akan dapat memperluas jengkauan pelayanannya serta meningkatkan kemampuan dalam melayani berbagai kebutuhan anggota dan masyarakat sekitarnya.

            Tetapi pada segi yang lain hal itu sebenarnya mengandung ancaman yang cukup serius bagi kesehatan masing –masing usaha koperasi dan perkembangan gerakan koperasi secara keseluruhan. Sebagaimana diketahui,, untuk menjadi sebuah perusahaan yang kuat dalam suatu bidang usaha tertentu,dibutuhkan spesialisasi. Disamping itu ,dengan melakukan usaha diberbagai bidang ,tentu diperlukan modal yang tidak sedikit. Padahal hampir sebagian besar koperasi menghadapi masalah yang cukup serius dalam bidang permodalan. Akibatnya,usaha suatu koperasi dalam dalam suatu bidang cenderung tidak terlalu besar,dan cenderung tidak efisien serta kalah berasing dengan usaha –usaha sejenis lainnya yang dilakukan oleh perusahaan nonkoperasi.